Kamis, 23 Januari 2014
Melinda Safitri,
Mahasiswi Unika Soegijapranata yang berbinis
Konveksi
Ditengah
kesibukannya menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer pada jurusan Sistem
Informasi Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang, Melinda Safitri
sukses merintis Kaos Porot Wanita (Unik). Kaos porot yang terbilang unik ini
tentu terasa asing bagi kita.
Saat
ini, Melinda duduk di semester IV FIK Unika. Namun ia sudah mampu menciptakan
lapangan usaha bagi Saudaranya. Berbekal kerja keras dan kemauan pantang
menyerah ia kembangkan usaha yang telah dirintisnya sejak awal tahun 2013 lalu
itu.
Saat
ditemui dikediamannya di Jalan Jangli Krajan Rt.02/III No. 225 Kecamatan Candisari,
Kelurahan Jatingaleh Semarang, Melinda tengah sibuk mendesain bentuk kaos
porot. Namun saat dimintai keterangan mengenai usahanya, gadis berjilbab ini
antusias menjawabnya. Menurutnya usahanya sukses berkat keinginan, kerja keras,
semangat, dan pendidikan entrepreneurship yang sudah sering ia dapatkan sejak duduk
di bangku Sekolah di SMK Negeri 11 Semarang. “Saya sering mendapatkan pelatihan
entrepreneur di SMK saya dulu.” Ungkap gadis kelahiran Semarang 11 Mei 1994
ini. “Waktu dulu saya masih terlalu kecil untuk berani membuka usaha sendiri
tapi saya memang bercita-cita sebagai wirausahawan. Dan ketika masuk di
perguruan tinggi keinginan saya meninggat dalam dunia usaha. Saya juga
mendapatkan pendidikan Entrepreneurship yang diajarkan di Jurusan. Saya juga
sering mengikuti seminar-seminar yang bertema kewirausahaan. Dari situ saya
banyak mendapatkan ilmu tentang bagaimana mengolah usaha tersebut,” Katanya.
Hingga ahkirnya anak ke tiga dari empat bersaudara ini
menemukan usaha Kaos Porot Wanita (Unik) yang menjadi ciri khas produknya. Awalnya,
usaha tersebut ia ajukan dalam Pemberian Pinjaman Dana Usaha dari Pihak
Universitas. “Waktu itu ada sebuah seminar
entrepreneurship yang diadakan oleh pihak Unika. Dalam seminarnya pihak
Unika akan memberikan kesempatan bagi Mahasiswa yang mempunyai ide usaha kreatif
dipersilahkan membuat Proposal Usaha untuk pengajuan Pinjaman Dana, dimana dana
tersebut dipinjamkan selama 2 tahun dan dikembalikan tanpa bunga. Maksimal
mahasiswa adalah 10 orang. Saya salah satu mahasiswa yang membuat proposal itu.
Tapi sayangnya saya tidak tahu apakah proposal saya diterima atau ditolak
karena tidak pernah ada pemberitahuan sampai saat ini.”Jelasnya. Namun, semangatnya tidak berhenti disitu.
Walaupun Pinjaman Dana dari pihak Universitas tidak ada kabarnya. Melinda
lantas menggunakan tabungan yang selama ini dia dapatkan dari kerja keranya
sebagai guru les privat, “Sejak kelas III SMK semester 2 saya sudah mulai
mengajar sebagi guru les privat hingga saat ini.” Kata
gadis yang juga bercita-cita sebagai guru. Dengan modal sendiri dan sedikit
dibantu orang tua membuat ide usahanya bisa direalisasikan. “Karena baground
keluarga saya adalah penjahit, dari Ibu, kedua kakak dan ke dua kakak ipar saya
membuat saya tidak terlalu sulit untuk mencari tenaga kerja. Apalagi Ibu saya
sudah memiliki beberapa mesin jahit yang bisa digunakan.” Katanya. Dara manis
yang gemar makan kentang goreng ini hanya perlu membeli kain, benang, jarum,
gunting dan peralatan pelengkapnya. Disamping itu dia juga telah mempersiapkan
desain-desain kaos yang akan dibuatnya. “Untuk desain lebel, dan brosur saya
membuatnya sendiri, Karena ilmu Desain Grafis yang saya miliki sejak di SMK”. Untuk
promosi tidak menjadi hal yang sulit untuk Melinda, dengan pengalamannya yang
pernah bekerja sebagai ADM dan desainer di salah satu percetakan kaos Printing
di Semarang, membuatnya lihai dalam mempromosikan lewat online atau
offline.
Melinda mengaku ide itu muncul dari kesukaannya melihat
pakaian anak-anak yang lucu, “Apalagi kalau mereka dipakaikan pakaian yang
bersinglet,” Ucap gadis yang gemar mendengarkan music ini. Kemudian Melinda mulai berfikir bagaimana
anak-anak bisa terlihat tetap modis dalam mengenakan pakaian dalam (kaos porot)
karena anak-anak atau remaja yang masih sekolah sering menggunakan Kaos Porot. Anak-anak
juga lebih suka mengenakan kaos porot tanpa baju saat dirumah. “Agar terlihat
lucu dan enak dilihat saya mulai mendesain bentuk kaos porot itu dengan
kreatifitas saya Sendiri.” Ujar Putri dari Bapak Sakidi dan Ibu Sunarti.
Awalnya kaos yang
sudah jadi dibuat, Melinda pasarkan kepada tetangga-tetangga yang memiliki anak
kecil sampai remaja. Dari pihak keluarga seperti keponakannya juga mengenakan
hasil kaos buatanya, “Lama-lama kaos porot saya terdengar ditelinga
orang-orang, mungkin karena bentuknya yang lucu dan unik serta belum pernah
ditemukan di pasaran atau swalayan.” Katanya. Omset penjualan Melinda semakin
meningkat. Saat ini, setiap harinya ia bisa menjual sampai dengan nilai Rp.
250.000,-. Hingga omset setiap bulannya mencapai 5 jutaan. “Ternya respon
masyarakat bagus terhadap kaos yang saya pasarkan, banyak dari mereka yang
mengatakan kaosnya halus, dan nyaman digunakan tidak panas.” Ujar gadis yang
juga hobi membaca dan menulis ini.
Pengalaman menarik bagi Melinda saat menekuni wirausaha
ini adalah ketika dia mulai terjun langsung dalam pembuatan desain, pembuatan
kaos, dan promosi. Bagi dirinya sebuah pengalaman itu mahal harganya. “Saya
merasa senang dan bangga pada diri saya sendiri bisa melakukan pekerjaan ini.” Ucapnya.
“Harapannya usaha ini dapat terus berkembang dan semakin
maju,” ungkap pemilik moto Tidak ada yang
tidak mungkin di Dunia ini, percaya, yakin dan berdoa kemudian biarkan tangan
Tuhan yang bekerja.
Kedepan Melinda ingin mengembangkan usahanya tersebut.
“Saya berencana akan membuat kaos tersebut menjadi warna warni agar anak-anak
lebih tertarik, karena selama ini warnanya hanya putih saja,” katanya.
Jualannya, Melinda dibantu oleh kakak dan saudaranya.
Karena dia masih kuliah jadi ketika Melinda di kampus kakaknya yang menghendel
usahanya. “Kebanyakan sudah ada reseller yang datang kerumah,” Ucap Melinda
yang ternyata adalah salah satu mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan kemendibud
jurusan Sistem Informasi di Unika Soegijapranata Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar