Sore
itu hujan deras sekali, Ayah sedang berada di rumah Om Santo. Ayah menelpon
Amel untuk menyuruh menjemputnya kala itu, mau tidak mau Amel harus berangkat untuk menjemput Ayah.
Biasanya Ayah pergi bawa motor sendiri tapi waktu itu beliau pergi dijemput
dengan Om Santo. Ibu udah bilang “Nanti dulu Mel, nunghu hujanya reda.” Tapi
Amel nekat, pergilah dia ke Rumah Om Santo yang tidak terlalu jauh dari
rumahnya menggunakan kendaraan bermotor. Sampainya disana Ayah sudah
menunggunya, tak lama Ayah berpamitan kepada Om Santo untuk pulang, Amel juga
tak lupa pamit mencium tangan Om Santo. Om Santo adalah Adik kandung Ayah jadi
sudah semestinya Amel bersikap baik dengannya. Tiba waktunya Amel dan Ayah
pulang dengan bergoncengan, dalam perjalananya mereka melewati jalan yang masih
tanah atau belum di aspal. Saat mereka melewati jalan itu terdapat kuda yang
diikat ke pohon dan sedang makan, posisi kuda itu membelakangi Ayah dan Amel
saat melewatinya. Dari jauh Amel sudah melihatnya, Amel sudah waspada saat
melewati kuda itu tapi karena Ayah yang menyetir motornya Amel tidak bisa mengendalikan
arah motor, saat mau melewati kuda Ayah lewat terlalu dekat sama kaki kuda
karena mungkin si kuda kaget dengan bunyi motor mereka kaki kuda langsung
nendang ke belakang dan mengenai Amel. Jeritan sambil pukulan langsung
dilayangkan Amel ke Ayah. “Ayah itu lo, jangan mepet-mepet sama kudanya, aku
ketendang ini, sakit yah..” protes Amel. “Maaf ya, tadi Ayah menghindari
kubangan air makanya Ayah lewatnya agak dekat kuda yang nggak ada kubangan
air.” Jawab Ayah.
Terbit : Majalah Mop Edisi Mei 2013 (Melinda Safitri/Unika Soegijapranata Semarang)
0 komentar:
Posting Komentar